Kamis, 09 April 2009

Deteksi Dan Intervensi Dini Serta Pendidikan Bagi ANAK AUTISME

Pada saat ini Autisme merupakan gangguan yang cukup banyak ditemui pada anak-anak. ini disebabkan adanya gangguan akibat kerusakan di otak yang menyebabkan keterlambatan yang luas dan berat pada aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku, sebelum anak mencapai usia 3 tahun.. penyebab autisme secara pasti belum diketahui, untuk itu kenali dan cermati detekti dini anak Autisme dengan mengenal dan mengetahui gejala serta ciri-cirinya, berikut ini adalah gejala dan ciri ciri anak Autisme :
GEJALA
_ interaksi sosial
_ komunikasi
_ perilaku
_ emosional
_persepsi sensori
CIRI - CIRI
Kesulitan kontak sosial dan asyik dengan dirinya sendiri
_ komunikasi tidak jelas, ecolalia dan inkonsisten
_ gerakan kaku, monoton dan berulang
_ berprilaku aneh : sering berputar, gerakan tangan
_ gerakan cepat dan tak bertujuan
_ emosi labil dan tumpul
_ sulit konsentrasi pada tugas yang bukan minatnya
_ tertarik pada objek tertentu
_ terkadang terlalu sensitif
deteksi dini sangat diperlukan untuk menetapkan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami keterlambatan perkembangan. tujuan dari deteksi dini ini adalah untuk memberikan informasi pada masyarakat, orang tua, pendidik ataupun tenaga kesehatan agar lebih waspada terhadap gangguan serta belajar mengetahui tanda-tanda bahwa anak autisme membutuhkan bantuan khusus. ada beberapa pendapat mengenai Autisme yaitu karena polusi/keracunan, resiko kelahiran, imunisasi, infeksi virus, interaksi keluarga, kelainan susunan saraf pusat, alergi, immunodefisiensi metabolisme.
alur pemeriksaan pada autisme yaitu, dimulai dengan Screening oleh orang tua, pendidik dan tenaga ahli, kemudian Assesment dan diagnosa oleh psikolog, dokter dan terapis. deteksi dini dapat kita lakukan dengan melihat gejala-gejala yang muncul pada anak autisme, dalam terapi terdiri dari : terapi Biomedis yang terdiri dari terapi Medikamentosa, diet Gluten Free-Casein free. terapi Detoksifikasi dan terapi Immunologi. sementara terapi fungsional dan sensori-motorik terdiri dari fisioterapi, terapi okupasional, terapi integrasi pendengaran dan metode dolan. sedangkan terapi pra akademik berupa terapi perilaku (ABA), terapi wicara, computerised pictografh for commupnication (COMPIC), picture exchage comunication system (PECS), treatment and educational of autistic and related communication handicapped children (TEACCH) dan the option method (son rise method). adapun tujuan dari terapi akademik pada anak autisme adalah untuk meningkatkan kemampuhan berkomunikasi, keterampilan dalam berinteraksi sosial, stabilitas emosi, keterampilan bantu diri dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. peran psikolog dalam deteksi dini dan intervensi dini sangat penting bagi anak autis, yaitu :
- melakukan pemeriksaan dalam menentukan diagnosa yang tepat
- mempersiapkan keluarga, khususnya orang tua untuk dapat menerima anak apa adanya
- memberikan rekomendasi bagi anak untuk diterima di sekolah formal.
sedangkan peran psikolog dalam rekomendasi pendidikan adalah : melakukan pengetesan untuk mengetahui taraf kemampuhan anak, membuat surat rekomendasi bagi guru bila anak autisme telah dapat mengikuti pendidikan di sekolah, memberikan saran bagi guru berkaitan teknik pengajaran, guru pendamping dan PPI. dibawah ini merupakan tahap-tahap intervensi terpadu pada anak autisme :

1. terapi Biomedis
2. terapi Fungsional
3. terapi Sensori-Motorik
4. terapi pra-Akademik
5. Akademik/Skill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar